Blog

Kenali si Kecil mengalami tantrum dan cara mengatasinya!

Memahami Tantrum pada Anak dan Cara Mengatasinya

Pernahkah kamu berada dalam situasi di mana seorang anak menangis kencang sambil mengamuk dan sulit ditenangkan? Atau mungkin kamu adalah seorang ibu yang pernah menghadapi kondisi ini? Jika iya, kemungkinan besar anak tersebut sedang mengalami tantrum.

Tantrum merupakan ledakan emosi yang umum terjadi pada anak usia 1,5 hingga 4 tahun. Kondisi ini biasanya ditandai dengan tangisan keras, kemarahan, sikap keras kepala, hingga kesulitan menenangkan diri. Hal ini terjadi karena anak pada usia tersebut belum mampu mengungkapkan keinginan dan perasaannya dengan kata-kata, sehingga meluapkannya melalui emosi yang meledak-ledak.


Jenis-Jenis Tantrum pada Anak

Terdapat dua jenis tantrum yang sering dialami anak, yaitu tantrum manipulatif dan tantrum frustasi.

  1. Tantrum Manipulatif

    • Terjadi ketika anak merasa keinginannya tidak dipenuhi atau menerima penolakan.
    • Biasanya digunakan untuk memanipulasi orang tua atau orang di sekitarnya agar mendapatkan apa yang diinginkan.
  2. Tantrum Frustasi

    • Disebabkan karena anak belum mampu mengekspresikan perasaan dan kebutuhannya dengan baik.
    • Umumnya dialami oleh anak usia 18 bulan, yang masih memiliki keterbatasan dalam berbicara.
    • Bisa dipicu oleh kelelahan, rasa lapar, atau kegagalan dalam melakukan sesuatu.

Cara Mengatasi Tantrum pada Anak

Menghadapi anak yang tantrum memang tidak mudah. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar si kecil bisa lebih tenang dan belajar mengontrol emosinya:

1. Hadapi Perilaku Agresif dengan Tenang

Saat anak tantrum, ia mungkin akan melakukan tindakan agresif seperti memukul, menendang, atau melempar barang. Jika ini terjadi, beri tahu anak dengan cara yang lembut bahwa menyakiti orang lain atau merusak barang adalah tindakan yang tidak baik. Gunakan bahasa yang sederhana agar anak mudah memahami.

2. Beri Waktu dengan Mengabaikannya Sementara

Mengabaikan anak yang sedang tantrum bisa menjadi cara efektif agar ia belajar mengendalikan emosinya. Namun, pastikan cara ini dilakukan saat anak berada di lingkungan yang aman dan tidak membahayakan dirinya. Setelah beberapa saat, dekati kembali anak dan ajak berbicara dengan tenang.

3. Biarkan Anak Meluapkan Emosinya

Ketika anak tantrum, terkadang mereka hanya butuh ruang untuk meluapkan amarahnya. Selama tidak membahayakan dirinya sendiri atau orang lain, biarkan anak mengungkapkan emosinya. Cara ini dapat membantu anak belajar bagaimana melampiaskan perasaan tanpa bertindak destruktif. Seiring bertambahnya usia, mereka diharapkan mampu mengendalikan emosi dengan lebih baik.

4. Jangan Ikut Berteriak

Saat anak tantrum, hindari merespons dengan berteriak. Jika orang tua membentak atau menaikkan suara, anak cenderung akan meniru dan semakin berteriak untuk “menyamai” suara orang tua. Sebaliknya, tetaplah tenang dan tunjukkan sikap yang penuh pengertian agar anak merasa lebih nyaman.

5. Bantu Anak Melakukan Hal yang Sulit

Tantrum bisa terjadi karena hal sederhana, misalnya anak merasa kesal karena tidak bisa memakai sepatu sendiri. Dalam situasi seperti ini, tanyakan dengan lembut apa yang membuatnya kesal, lalu bantu ia menyelesaikan masalahnya. Dengan begitu, anak akan merasa lebih dimengerti dan belajar bagaimana meminta bantuan dengan cara yang lebih baik.


Tantrum di Usia 4-6 Tahun, Apakah Masih Normal?

Tantrum memang wajar terjadi pada anak kecil, tetapi jika masih berlangsung hingga usia 4 tahun ke atas, orang tua perlu mengevaluasi pola asuhnya. Jangan sampai anak terbiasa menggunakan tantrum sebagai cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Jika tantrum terus berlanjut hingga usia 4-6 tahun, bisa jadi ada pola pengasuhan yang perlu diperbaiki.


Menghadapi anak tantrum memang membutuhkan kesabaran ekstra. Namun, dengan memahami penyebabnya dan mengetahui cara mengatasinya dengan tepat, orang tua dapat membantu anak belajar mengelola emosinya dengan lebih baik. Yuk, terapkan pola asuh yang bijak agar si kecil tumbuh menjadi anak yang lebih tenang dan mandiri!

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *