Puasa Syawal dan Faedahnya

Faedah pertama: Puasa syawal akan menggenapkan ganjaran berpuasa
setahun penuh

Para ulama mengatakan bahwa berpuasa seperti setahun penuh
asalnya karena setiap kebaikan semisal dengan sepuluh kebaikan. Bulan
Ramadhan (puasa sebulan penuh) sama dengan (berpuasa) selama
sepuluh bulan (30 x 10 = 300 hari = 10 bulan) dan puasa enam hari di
bulan Syawal sama dengan (berpuasa) selama dua bulan (6 x 10 = 60 hari
= 2 bulan). Jadi seolah-olah jika seseorang melaksanakan puasa Syawal
dan sebelumnya berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan, maka dia
seperti melaksanakan puasa setahun penuh. Hal ini dikuatkan oleh sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Barangsiapa berpuasa enam hari setelah Idul Fitri, maka dia seperti
berpuasa setahun penuh. [Barangsiapa berbuat satu kebaikan, maka
baginya sepuluh kebaikan semisal.”

Satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan semisal dan inilah
balasan kebaikan yang paling minimal. Inilah nikmat yang luar biasa
yang Allah berikan pada umat Islam.
Lebih utama puasa syawal dilaksanakan sehari setelah Idul Fithri,
namun tidak mengapa jika diakhirkan asalkan masih di bulan Syawal.

Faedah kedua: Puasa syawal seperti halnya shalat sunnah rawatib yang
dapat menutup kekurangan dan menyempurnakan ibadah wajib.
Faedah ketiga: Melakukan puasa syawal merupakan tanda diterimanya
amalan puasa Ramadhan.
Jika Allah menerima amalan seorang hamba, maka Dia akan
menunjuki pada amalan shalih selanjutnya. Jika Allah menerima amalan
puasa Ramadhan, maka Allah akan tunjuki untuk melakukan amalan
shalih lainnya, di antaranya puasa enam hari di bulan Syawal.

Faedah keempat: Melaksanakan puasa syawal adalah sebagai bentuk syukur
pada Allah.
Nikmat apakah yang disyukuri? Yaitu nikmat ampunan dosa yang
begitu banyak di bulan Ramadhan. Bukankah kita telah ketahui bahwa
melalui amalan puasa dan shalat malam selama sebulan penuh adalah sebab
datangnya ampunan Allah, begitu pula dengan amalan menghidupkan
malam lailatul qadr di akhir-akhir bulan Ramadhan?!

Faedah kelima: Melaksanakan puasa syawal menandakan bahwa ibadahnya
kontinu dan bukan ibadah musiman saja.
Amalan yang seseorang lakukan di bulan Ramadhan tidaklah berhenti
setelah Ramadhan itu berakhir. Amalan tersebut seharusnya berlangsung
terus selama seorang hamba masih menarik nafas kehidupan.

Oleh Muhammad Abduh Tuasikal

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top